Jika di pikir-pikir memang iya bahwa sahabat kita bisa menjadi kerabat dekat. Bayangkan saja ketika kerabat kita tidak bisa membantu kita saat membutuhkan bantuannya, siapa lagi yang akan membantu kita kalau tidak sahabat kita sendiri. Karena manusia adalah makhluk sosial yang tak luput dari bantuan orang lain. Kali ini saya punya cerita yang saya alami sendiri, selamat membaca.
Cerita
ini tentang dua sahabat yang di
pertemukan di suatu sekolah. Mereka datang dari desa yang berbeda dengan
karakter yang berbeda pula. Pada awal pertemuan, tentu saja mereka harus saling
mengenal satu sama lain.
Dari petemuan itu
berlanjut pada MOS (Masa Orientasi Siswa). Masa pengenalan sekolah ini, semua
siswa dibagi – bagi menjadi beberapa kelompok yang akan diuji kekompakannya
dalam berbagai kegiatan. Dan tidak disangka ternyata kami berada dalam satu
kelompok. Terjalinlah persahabatan sehingga mengakibatkan kekompakan yang
berujung kemenangan pada uji kekompakan dalam kelompok.
Setelah masa itu
selesai, kegiatan belajar mengajar pun dimulai. Semua siswa sudah berada di
masing-masing kelas yang sudah ditentukan. Dan ternyata kami bersama-sama lagi
dalam satu kelas. Keakraban kami sebagai sahabat pun meningkat.
Demi menuntut ilmu, sahabatku
rela berada jauh dari orang tuanya sedangkan saya bersama orang tua. Saya pergi
ke sekolah dengan sepeda motor sedangkan sahabatku tidak. Saya kurang suka
bergaul dan menghindari keramaian sedangkan sahabatku berlawanan dengan ku.
Walaupun kami berbeda karakter, tidak menyebabkan jalinan persahabatan kami
runtuh.
Akhirnya kami pergi ke
sekolah bersama-sama dan pulang pun bersama-sama. Kami selalu bersama-sama di
kelas. Hari-hari kami jalani dengan penuh canda dan tawa. Kami bagaikan gula
dan semut yang tak dapat dipisahkan.
Tak terasa waktu untuk
mempraktekkan apa yang telah kami pelajari telah tiba. Dan terakhir kalinya kami
tidak menyangka bahwa kami lagi-lagi bersama dalam praktek di suatu hotel.
Lokasi hotel tersebut jauh dari rumah kami masing-masing. Mau tak mau, kami
harus menyewa rumah untuk ditempati selama proses praktek di hotel berlangsug.
Dengan demikian kami
sama-sama berada jauh dari kerabat. Jika mengalami masalah, kami harus selesaikan
bersama. Senang dan susah kami jalani bersama. Selama ini saya selalu bersama
orangtua. Ketika saya mengalami kesulitan yang tidak dapat diselesaikan sendiri
maka ada kerabat dekat saya yang
membantu saya. Mulai saat itu saya menyadari bahwa sahabat pun bisa jadi kerabat.
0 komentar: