Kisah Nyata | Siswi Sekolah Menengah Pertama Mengandung Dan Menyesal.
Hei...hei...hei...! The truth story lovers. Sudah lama tidak menceritakan cerita tentang kisah nyata kepada kalian semua. Jadi tidak sabar untuk share kisah nyata yang terjadi disekitar kita. Langsung saja kita simak ceritanya !
Cerita kali ini adalah kisah nyata tentang seorang siswi yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama atau SMP. Dia masih di kelas 3 saat dimana waktu sangat penting untuk mempersiapkan kelulusan dan menempuh jenjang yang lebih tinggi. Dia merupakan siswi yang ramah, baik, sopan, dan pendiam.
Sehari-hari dia pergi ke sekolah dengan naik angkutan umum karena orang tuanya bekerja di pagi sampai sore hari sebagai pedagang. Terkadang dia juga diantar ke sekolah oleh bapaknya jika sempat. Begitu juga pulang sekolah naik angkutan umum. Itu ia jalani semenjak masih duduk di kelas 1. Sampai-sampai dia mempunyai langganan supir angkutan umum yang mengantar ia pulang pergi sekolah.
Langganan supir angkutan siswi SMP itu adalah seorang yang humoris dan mudah bergaul dengan siapa aja tanpa memandang umur dan status sosial. Dia juga mudah mencairkan suasana. Tidak heran dia disukai banyak orang dan menjadi langganan bagi para penumpang.
Karena seringnya bertemu dan adanya rayuan gombal dari sang supir, terjalinlah hubungan spesial diantara mereka. Namun hubungan ini tak semestinya terjalin karena faktor perbedaan umur dan status. Dia tidak tahu bahwa sang supir sudah menikah dan memiliki 1 anak laki-laki karena penampilannya yang seperti remaja umur tujuh belasan.
Sampai suatu saat, ketika ia akan pulang, supir angkutan umum itu mengajaknya ke tempat yang indah, sunyi, sepi, dan nyaman yaitu pantai tentunya setelah mengantar semua penumpang pulang ke rumah masing-masing terkecuali dia. Sesampainya disana siswi itu merasa senang,ia dapat melihat tarian ombak seirama dengan tiupan angin, kicauan burung di langit yang cerah, terbenamnya matahari yang sangat indah. Mereka pun mulai saling pandang, cium, dan layaknya suami istri karena terhanyut oleh suasana.
Setelah kejadian itu, dia jarang masuk sekolah karena sakit. Rasa mual sering dia alami bahkan ingin muntah. Mood nya pun tidak beraturan, kadang merasa sedih dan juga kadang merasa senang. Semua orang merasa bingung terhadapnya.
Beberapa bulan kemudian, dia tidak bisa mengikuti ujian akhir nasional karena malu dengan teman-temannya melihat dia telah berbadan dua. Orang tuanya pun merasa kecewa dan marah atas kelakuannya. Namun namanya orang tua tak kan rela melihat anaknya kesulitan, menangis, sendiri, dan penuh penyesalan. Mereka mencari solusi dengan meminta pertanggung jawaban dari sang supir angkutan umum itu dan mengubur impian mereka untuk melihat anaknya meraih cita-cita.
Rasa menyesal dan kecewa muncul di benaknya melihat kenyataan bahwa sang supir sudah memiliki 1 anak laki-laki. Namun dia tak bisa menghindari kenyataan ini, mau tidak mau dia harus rela menjadi istri kedua dari supir angkutan umum tersebut.
0 komentar: